Klaten, 15 Juni 1959
Penekun Seni rupa dan teater
Jl. Bengawan Solo No.33 Tembokrejo Indah
Pasuruan – Jawa Timur
( 0343 ) 422918 / 081 25 27 02 88 / 085 815 164 750
Otodidak
“KESENJANGAN”, 60 X 90 Cm, Akrilik on canvas, 2005
“JAM TELO”, 100 X 110 Cm, Oil on Canvas, 2005
“FENOMENA HIDUNG”, 160 X 100 Cm, Oil on Canvas, 2010
“EXSPLORASI”,100 X 110 Cm, Oil on Canvas, 2006
“SATU LUBANG”, 60 X 100 Cm, Akrilik on canvas, 2004
“RUMPUT LADANG SEBELAH”, 110 X 100 Cm, Oil on Canvas, 2007
PENGALAMAN PAMERAN :
- Pameran Lukisan bersama Seniman Pondok ASRI Pasuruan Th. 2000
- Pameran Lukisan “ Kabar dari Pasuruan Menepis Kekerasan” di Hotel Purosari – Jogjakarta Tahun 2002
- Pameran HUT Keuangan di Gedung DJP Pusat Jakarta Th. 2003, 2004, 2006 dan 2009
- Pameran Lukisan “ Bukan Sekedar Numpang Lewat “ di Pasuruan Th. 2006
- Pameran Tunggal di Galery “RAOS” Batu – Malang tahun 2007
- Pameran “ Gandeng Renteng “ kelompok KGSP Pasuruan tahun 2010
AKTIFITAS TEATER :
1. Pembuat Naskah dan Sutradara dalam pementasan Teater berjudul
“ Megat –T- Ruh”, tahun 2007.
2. Pembuat Naskah dan Sutradara dalam pementasan Teater berjudul “ Bharata Yudha/Karno Tanding”, tahun 2009.
3. Sutradara dalam pementasan Teater yang berjudul “ Penganten Remaja 17 Pasang Berbaris” Karya Badrie tahun 2010.
KONSEP KARYA SENI RUPA
“ Kesenian adalah tata nilai dasar kehidupan, dan berkesenian adalah pelaksanaan nilai-nilai dasar manusia dalam kehidupan bermasyarakat ( lingkungan ) dalam satu sisi Materialnya dan sisi lainnya adalah pelaksanaan nilai-nilai dasar manusia ( hakekat asli manusia ) dalam sisi Imaterialnya, kesenian dan berkesenian bagi saya adalah merupakan kebutuhan hidup dan pelaksanaan ( proses ) hidup dalam kehidupan, sehingga Agama yang merupakan kebutuhan primer untuk pemenuhan immaterial, berkesenian merupakan kebutuhan primer kedua setelah Agama.
“Disadari atau tidak bahwa “aku” atau “diri” yang lebih sering kita mengucapkannya lebih banyak didasari Aku atau Diri sebagai subyek material sehingga sering kita terjebak pada prinsip-prinsip konsep yang realis karena yang demikian memang kelihatan lebih nyata dan mudah dipahami, dan hal yang demikian itu merasuk pula di dunia Seni Rupa yang lebih mementingkan kebagusan warna, garis dan bentuk sedangkan disitu tidak mengisyaratkan adanya Jiwa dan Ruh didalamnya.
“Aku atau Diri yang terdiri dari “jasad”, “jiwa” dan “Ruh” adalah adalah satu kesatuan, dan apabila salah satu tidak ada, maka Aku tidak ada. Aku si pembuat ide, Aku si konseptor, Aku si pengolah warna, aku si pembuat garis dan bentuk , aku si pelaku sejarah adalah “Aku yang utuh material dan immaterial serta Aku yang rasional dan irasional” walau tidak salah bahwasanya garis, warna dan bentuklah yang sedemikian kuatnya sehingga membentuk Aku/Diri, tapi tepatkah menyoal benar salah ?, sebab Aku/Diri ini hanyalah sebutir debu ditengah hamparan kerelatifitasan.
Waktu terus bergerak, zaman terus berubah, gambir sirih dan gincu hanyalah kamuplase permainan waktu yang terus membisik-bisikan kenikmatan untuk melupakan Aku/Diri .
Sebuah karya adalah visual/ungkapan dari Aku/Diri. Dari Aku yang dengan pengalammnya masa lalu, dari Aku yang gelisah, bermimpi, berangan-angan, berproses dan dari Aku yang berharap, yang merupakan petualangan olah pikir dan olah rasa.
“Alam semesta adalah bahan baku natural dalam pemenuhan subyek material dan alam supranatural adalah bahan baku primer subyek immaterial, realita adalah kenyataan rasio/akal dan irasionalita adalah kenyataan rasa, sehingga Keindahan yang merupakan topnya the top dunia seni bukan merupakan bahan untuk dibicarakan/ didiskusikan dan keindahan bukan masalah dimana, apa dan kenapa sebagai bahan untuk bertanya, tapi keindahan adalah bahan untuk dinikmati dan dirasakan “.
“Lantas kenapa tulisan ini dimunculkan … ?
# Ya ini kan menu konsumsi dunia luar dan ini juga merupakan salah satu jembatan pintu masuk.
“ Teoriii …. !
# Itu pintu masuk kedua.
“ Literatur, pengalaman , identitas, Jatidiri…… !
# Itu pintu yang lainnya
“ Ada berapa pintu masuk… saudara !
# Hanya ada satu pintu masuk menuju keindahan, adalah pintu kerelatifitasan selebar langit dan bumi.
“ Sok tau,
# Itu sentolopnya
“ Ah…. Masa bodo, pusing…!
# Ha …. Itu proooooses !
“ Huble-ble. Hwle-hwle-hwle Ж♫☼£¥۩ ………. !
# Selamat…. Anda berhasil masuk pada situs duniaku.
- Pameran Lukisan “ Kabar dari Pasuruan Menepis Kekerasan” di Hotel Purosari – Jogjakarta Tahun 2002
- Pameran HUT Keuangan di Gedung DJP Pusat Jakarta Th. 2003, 2004, 2006 dan 2009
- Pameran Lukisan “ Bukan Sekedar Numpang Lewat “ di Pasuruan Th. 2006
- Pameran Tunggal di Galery “RAOS” Batu – Malang tahun 2007
- Pameran “ Gandeng Renteng “ kelompok KGSP Pasuruan tahun 2010
AKTIFITAS TEATER :
1. Pembuat Naskah dan Sutradara dalam pementasan Teater berjudul
“ Megat –T- Ruh”, tahun 2007.
2. Pembuat Naskah dan Sutradara dalam pementasan Teater berjudul “ Bharata Yudha/Karno Tanding”, tahun 2009.
3. Sutradara dalam pementasan Teater yang berjudul “ Penganten Remaja 17 Pasang Berbaris” Karya Badrie tahun 2010.
KONSEP KARYA SENI RUPA
“ Kesenian adalah tata nilai dasar kehidupan, dan berkesenian adalah pelaksanaan nilai-nilai dasar manusia dalam kehidupan bermasyarakat ( lingkungan ) dalam satu sisi Materialnya dan sisi lainnya adalah pelaksanaan nilai-nilai dasar manusia ( hakekat asli manusia ) dalam sisi Imaterialnya, kesenian dan berkesenian bagi saya adalah merupakan kebutuhan hidup dan pelaksanaan ( proses ) hidup dalam kehidupan, sehingga Agama yang merupakan kebutuhan primer untuk pemenuhan immaterial, berkesenian merupakan kebutuhan primer kedua setelah Agama.
“Disadari atau tidak bahwa “aku” atau “diri” yang lebih sering kita mengucapkannya lebih banyak didasari Aku atau Diri sebagai subyek material sehingga sering kita terjebak pada prinsip-prinsip konsep yang realis karena yang demikian memang kelihatan lebih nyata dan mudah dipahami, dan hal yang demikian itu merasuk pula di dunia Seni Rupa yang lebih mementingkan kebagusan warna, garis dan bentuk sedangkan disitu tidak mengisyaratkan adanya Jiwa dan Ruh didalamnya.
“Aku atau Diri yang terdiri dari “jasad”, “jiwa” dan “Ruh” adalah adalah satu kesatuan, dan apabila salah satu tidak ada, maka Aku tidak ada. Aku si pembuat ide, Aku si konseptor, Aku si pengolah warna, aku si pembuat garis dan bentuk , aku si pelaku sejarah adalah “Aku yang utuh material dan immaterial serta Aku yang rasional dan irasional” walau tidak salah bahwasanya garis, warna dan bentuklah yang sedemikian kuatnya sehingga membentuk Aku/Diri, tapi tepatkah menyoal benar salah ?, sebab Aku/Diri ini hanyalah sebutir debu ditengah hamparan kerelatifitasan.
Waktu terus bergerak, zaman terus berubah, gambir sirih dan gincu hanyalah kamuplase permainan waktu yang terus membisik-bisikan kenikmatan untuk melupakan Aku/Diri .
Sebuah karya adalah visual/ungkapan dari Aku/Diri. Dari Aku yang dengan pengalammnya masa lalu, dari Aku yang gelisah, bermimpi, berangan-angan, berproses dan dari Aku yang berharap, yang merupakan petualangan olah pikir dan olah rasa.
“Alam semesta adalah bahan baku natural dalam pemenuhan subyek material dan alam supranatural adalah bahan baku primer subyek immaterial, realita adalah kenyataan rasio/akal dan irasionalita adalah kenyataan rasa, sehingga Keindahan yang merupakan topnya the top dunia seni bukan merupakan bahan untuk dibicarakan/ didiskusikan dan keindahan bukan masalah dimana, apa dan kenapa sebagai bahan untuk bertanya, tapi keindahan adalah bahan untuk dinikmati dan dirasakan “.
“Lantas kenapa tulisan ini dimunculkan … ?
# Ya ini kan menu konsumsi dunia luar dan ini juga merupakan salah satu jembatan pintu masuk.
“ Teoriii …. !
# Itu pintu masuk kedua.
“ Literatur, pengalaman , identitas, Jatidiri…… !
# Itu pintu yang lainnya
“ Ada berapa pintu masuk… saudara !
# Hanya ada satu pintu masuk menuju keindahan, adalah pintu kerelatifitasan selebar langit dan bumi.
“ Sok tau,
# Itu sentolopnya
“ Ah…. Masa bodo, pusing…!
# Ha …. Itu proooooses !
“ Huble-ble. Hwle-hwle-hwle Ж♫☼£¥۩ ………. !
# Selamat…. Anda berhasil masuk pada situs duniaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar